FEBI IAIN Parepare – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Parepare baru-baru ini mengadakan kunjungan riset etnografi ke Kajang, Bulukumba, sebuah desa yang terkenal dengan keunikan dan kekayaan tradisinya. Kegiatan ini tidak hanya menjadi pembelajaran akademis, tetapi juga pengalaman langsung dalam memahami dan menghormati keberagaman budaya Indonesia, Sabtu-Minggu (6-7/5/2024).
Dalam kunjungan ini, para mahasiswa memiliki kesempatan langka untuk berdialog langsung dengan Ammatoa, pemangku adat setempat yang dikenal sebagai penjaga tradisi dan budaya Kajang. Interaksi ini berlangsung interaktif dan penuh tawa. Ammatoa berbagi tentang adat istiadat, petuah, dan filosofi hidup masyarakat Kajang.
“Tujuan utama riset ini untuk memberikan pemahaman mendalam kepada mahasiswa tentang nilai dan etika dalam tradisi Kajang,” ujar Musmulyadi, dosen pembimbing kegiatan tersebut. “Ini adalah kesempatan untuk belajar dari sumber yang autentik dan menanamkan rasa hormat terhadap kearifan lokal,” ujarnya.
Lebih dari sekadar dialog, para mahasiswa juga mendapat kesempatan untuk mengamati dan belajar langsung tentang berbagai aspek kehidupan masyarakat Kajang. Mereka terlibat dalam kegiatan sehari-hari dan mempelajari bagaimana masyarakat Kajang menjaga keseimbangan dengan alam dan mempertahankan nilai-nilai tradisional mereka di tengah arus modernisasi.
Pengalaman ini tidak hanya memperkaya wawasan mahasiswa tentang etnografi, tetapi juga menambah kepekaan dan apresiasi mereka terhadap keberagaman budaya. Masyarakat Kajang pun menyambut positif kegiatan ini yang mereka lihat sebagai peluang untuk membagikan dan mempertahankan identitas budaya mereka kepada generasi muda.
Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen IAIN Parepare dalam mengintegrasikan pendidikan akademis dengan pengalaman lapangan yang kaya, membekali mahasiswa dengan keahlian yang tidak hanya teoritis, tetapi juga praktis dan relevan dengan kehidupan nyata. Ini juga menegaskan pentingnya pendidikan yang berbasis pada pemahaman dan penghargaan terhadap budaya lokal, mendorong mahasiswa untuk menjadi agen perubahan yang berwawasan luas dan berbudaya.(fzs/mif)