FEBI IAIN Parepare—Muh. Fiqri Alif Utama, salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Parepare, terpilih sebagai salah satu dari 42 penerima beasiswa Eramet 2024. Beasiswa ini merupakan program dari perusahaan tambang internasional berbasis di Prancis yang bekerja sama dengan Kitong Bisa Foundation. Program ini bertujuan mendukung putra-putri terbaik dari Indonesia Timur, khususnya dari tiga wilayah besar yaitu Sulawesi, Maluku, dan Papua, sebagai bentuk pemerataan akses pendidikan.
Dari total sekitar 3.400 pendaftar, hanya 42 mahasiswa yang berhasil lolos melalui berbagai tahapan seleksi ketat. Beasiswa ini dibuka hingga awal September 2024 dan ditujukan untuk mahasiswa semester 4 dari jurusan teknik dan ilmu sosial yang berasal dari Papua, Maluku Utara, dan Sulawesi. Chief Sustainability & External Affairs Officer Eramet, Virginie de Chassey, menyampaikan harapan bahwa program ini dapat mengurangi ketimpangan pendidikan dan gender di Indonesia Timur.
Fiqri menceritakan perjalanannya hingga menerima beasiswa bergengsi ini. Ia mengungkapkan keresahannya di semester-semester sebelumnya karena sering terkendala persyaratan administrasi, seperti dokumen SKTM, yang umumnya menjadi syarat utama untuk beasiswa di IAIN Parepare. “Karena itu, saya aktif mencari informasi beasiswa berbasis prestasi melalui internet. Sebelumnya, saya sudah mencoba berbagai jenis beasiswa, namun ada yang gugur di seleksi berkas, seleksi psikotes, hingga tahap akhir. Alhamdulillah, setelah beberapa kali mencoba, akhirnya saya lolos sebagai penerima beasiswa Eramet ini,” ujarnya.
Fiqri juga bercerita bahwa ia menemukan informasi tentang beasiswa Eramet secara tidak sengaja melalui pamflet di media sosial pada detik-detik terakhir masa pendaftaran. “Saya langsung mendaftar dan mengikuti seluruh proses seleksi hingga akhirnya dinyatakan lolos. Saya juga mendapatkan undangan ke Jakarta untuk menghadiri kegiatan peluncuran beasiswa yang dihadiri oleh kepala daerah dari Indonesia Timur, perwakilan Kemendikbudristek, CEO Eramet Indonesia, pendiri Yayasan Kitong Bisa, serta seluruh penerima beasiswa,” tambahnya.
Fiqri berpesan kepada teman-teman yang sedang berjuang mencari beasiswa untuk tidak menyerah. “Sejak semester 1 saya terus mencari informasi beasiswa meskipun belum pernah lolos. Ada banyak informasi beasiswa yang tersebar di media sosial, khususnya Instagram. Jangan lupa mengikuti akun-akun khusus informasi beasiswa. Jika gagal di satu beasiswa, langsung coba lagi di beasiswa lain. Kita tidak pernah tahu mana yang akan membawa rezeki. Yang terpenting, jangan lupa berdoa karena Allah tidak pernah tidur dan akan membalas usaha hamba-Nya,” ungkapnya.
Fiqri juga menambahkan bahwa beasiswa Eramet memberikan manfaat yang sangat besar dibandingkan program beasiswa lain yang pernah ia coba sebelumnya.
Dekan FEBI, Dr. Muzdalifa Muhammadun, turut memberikan apresiasi atas pencapaian ini. “Kami sangat bangga dengan prestasi yang diraih oleh Fiqri. Ini adalah bukti bahwa mahasiswa FEBI memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Kami berharap keberhasilan Fiqri dapat memotivasi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi,” tutupnya. (mma)